Esok harinya adalah hari minggu, paginya seperti biasa Belo disuruh pergi berbelanja ke pasar oleh Ibunya. pulang berbelanja Belo biasa berjalan melewati taman, namun dia berhenti sejenak dan pandangannya tertuju ke tempat bermain. disana tempatnya sudah ramai dipenuhi orang-orang namun itu bukanlah para orangtua yang sedang menemani anaknya bermain disana, melainkan orang-orang berbadan kekar dan memakai seragam seperti seorang petugas. ternyata merekalah yang akan bertugas untuk menghilangkan keberadaan tempat bermain itu. namun dibalik keramaian itu dia melihat si tukang sapu sedang berbincang-bincang dengan salah seorang petugas yang wajahnya kelihatan sedikit menyeramkan dengan menggenakan kacamata hitam dan memakai jas berwarna hitam yang kelihatan gagah. " masa sih orang-orang kekar ini tugasnya hanya menggusurkan tempat bermain anak tk?" pikir Belo dalam hati. ternyata tukang sapu itu benar-benar bicara padanya sedangkan Belo hanya berani melihat dari balik semak-semak dan tidak berani mendekat. dia takut karena tampang-tampang para petugas yang menyeramkan bagaikan seekor beruang yang siap menyerang siapa saja yang mengganggu. kemudian Belo melihat si tukang sapu sedang digiring oleh beberapa petugas dan dibawa kedalam mobil. Belo berpikir kemana tukang sapu itu akan dibawa? tidak berapa lama kemudian, beberapa petugas mulai bergerak dan mengangkut perosotan satu persatu ke sebuah mobil truk yang besar. setelah perosotannya selesai diangkut, lalu giliran kolam pasirnya yang dibongkar dan menghancurkan beberapa pagar-pagar yang menghiasi tempat itu. melihat pemandangan seperti itu Belo sangat emosi dan sedih yang bercampur aduk tidak karuan didalam dirinya. namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. dia hanya bisa pasrah dengan keadaan seperti ini.
Belo sangatlah terpukul dengan apa yang baru saja dilihatnya. saat berjalan melewati jembatan, dari arah berlawanan datanglah segerombolan anak-anak yang sedang meributkan sesuatu, ternyata mereka sedang menjago-jagokan jagoan mereka di dalam game. mendengar pembicaraan itu Belo menjadi semakin terpukul dan segera berlari pulang. Esok harinya Belo kembali melihat ke tempat bermain dan pemandangan yang dilihatnya hanyalah tanah kosong dengan gundukan tanah dan batu di mana-mana. Belo hanya terdiam tidak berkata apa-apa dan kemudian pulang. Esok harinya lagi dia kembali kesana dan tidak ada perubahan sama sekali. masih tetap tanah kosong yang berantakan, bahkan sampah semakin banyak berserakan dimana-mana. begitu seterusnya hingga satu minggu telah berlalu. Namun Belo sudah tidak ingin lagi kesana dan melihat pemandangan seperti itu, dia hanya melamun dan menyendiri di kamarnya. begitu seterusnya hingga suatu hari saat baru bangun dari tidur, seperti biasa dia selalu membuka jendela kamarnya dan dilihatnya beberapa orang tua bersama anaknya lewat di depan rumahnya, kebetulan jendela di kamar Belo tepat menghadap ke arah jalan dan dengan jelas bisa terlihat keadaan jalan dari jendelanya. kemudian lewat lagi beberapa orang tua bersama anaknya, dan Belo berpikir" kok tumben hari ini banyak orang tua yang mengajak anaknya jalan-jalan pagi". tapi saking banyaknya orang tua dan anak-anak yang lewat menuju arah yang sama, Belo pun penasaran dan melihat keluar. ternyata mereka menuju ke arah taman. "tidak biasanya begini, tiba-tiba semua orang beramai-ramai pergi ke taman? apa mungkin mereka ingin melihat pembangunan game center?" Belo bertanya-tanya dalam hati. "huh, mungkin mereka sudah tidak sabar menantikan game center yang akan dibangun" pikir Belo kesal. terlintas di benaknya untuk pergi ke taman. tapi, niat itu hilang setelah terbayang kenang-kenangannya telah menjadi tanah kosong yang berantakan. kemudian dia kembali masuk ke dalam rumah dan diam di kamar. namun tidak berapa lama terlihat Belo keluar dari rumah dan berlari menuju ke taman. rasa penasarannya sudah tidak terbendung lagi, dia berpikir, " apa salahnya melihat ke sana, daripada terus-terusan di kamar, lagipula jika memang pembangunan game center sudah dimulai, maka ini adalah terakhir kalinya aku kesana" kata Belo dalam hati.
Sudah seminggu lebih Belo tidak pernah mengunjungi taman sejak saat itu. namun kali ini dia sudah sampai di taman dan melihat pemandangan yang berbeda dari biasanya. baru kali ini taman ini sangat ramai seperti ini. tapi yang menjadi perhatian Belo yaitu tempat bermain, di sana sangat ramai dipadati orang, sampai-sampai dia tidak bisa melihat ada apa di sana. tapi dia sudah membayangkan para pekerja dan beberapa buldozer yang akan membangun sebuah game center. dan perlahan-lahan dia pun mulai melangkahkan kakinya mendekati tempat bermain yang dipadati orang-orang. begitu ramainya orang-orang dia masih belum bisa melihat lalu diapun mencoba menerobos kerumunan orang-orang dan akhirnya dia bisa melihat. Belo melihat sebuah pemandangan yang mengejutkan dan membuatnya tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. bukan para pekerja ataupun buldozer yang mengangkut tanah yang dilihatnya. melainkan, sebuah tempat bermain yang baru dan lebih luas dari biasanya. terdapat empat perosotan baru yang berwarna-warni kemudian kolam pasir yang luas dilengkapi dengan gua-gua plastik yang berliku-liku, ada juga ayun-ayunan yang baru ditambah lalu arena petualangan dan masih banyak lagi mainan baru yang ditambah. Belo masih tidak bisa mengatakan apa-apa dan hanya bisa menunjukkan sedikit senyum, ini pertama kalinya dia tersenyum sejak seminggu yang lalu. hatinya terasa sangat senang dan sesekali menarik dan mengeluarkan nafas dalam-dalam untuk menenangkan hatinya yang tegang. karena kegembiraannya melihat pemandangan yang dilihatnya adalah harapannya. dengan warna warni dan tawa anak-anak yang sedang bermain adalah impiannya. saat sedang menikmati pemandangan yang menggembirakan itu tiba-tiba dari belakang datang seorang anak kecil yang menghampirinya. " anak siapa ini?" kata Belo terkejut.
"haha maaf kalau cucuku sudah membuatmu terkejut". Belo berpikir siapa yang ngomong? kemudian dari belakang datanglah seorang tua yang berpakaian bersih dan rapi. "haah, anda kakek tukang sapu!? teriak Belo. ternyata itu adalah si tukang sapu yang telah menolong Belo dari pemuda-pemuda pengganggu beberapa waktu lalu dan anak kecil itu adalah cucunya.
Belo tidak menyangka dan sangat senang karena tukang sapu itu telah berhasil bertemu dengan cucunya. "waah, jadi ini cucu anda, cantik sekali haha, akhirnya anda sudah bisa mewujudkan harapan anda untuk membawa cucu anda ke tempat bermain" kata Belo. "iya, itu semua juga berkat kau Belo" jawab tukang sapu. "tunggu dulu, anda sudah bertemu cucu anda berarti anak anda juga?" tanya Belo. iya begitulah.. jawab tukang sapu. sambil mengawasi cucu perempuannya yang sedang bermain tukang sapu itu kemudian mengajak Belo duduk di bawah pohon sambil bercakap-cakap. si tukang sapu memberitahu Belo kalau pembangunan game center akan di pindahkan di sebuah lokasi yang tidak jauh dari sana. namun Belo masih bertanya-tanya kenapa tempat bermain ini bisa direnovasi menjadi seperti ini? "hmm, soal itu aku hanya memberi nasehat kepada ketua yang mengusulkan rencana pembangunan game center" jawab tukang sapu. "bagaimana bisa!?, sebelumnya saya minta maaf, anda hanya seorang tukang sapu tapi bisa menasehati seorang pemerintah hingga seperti ini?" kata Belo tidak percaya. hehe," mana mungkin seorang anak tidak mengikuti nasehat ayahnya? jawab tukang sapu. jadi? dia anak anda? kata Belo terkejut. "aku sangat senang akhirnya dia bisa sukses dengan pekerjaannya di bidang seperti ini dan dia juga memberiku baju baru ini, sempat dia menyuruhku untuk tidak melakukan pekerjaan menjadi tukang sapu di taman, tapi aku tidak mau karena kalau tidak ada aku siapa lagi yang peduli akan kebersihan di taman ini begitu juga tempat bermain ini" jawab tukang sapu itu. dia juga bercerita bagaimana sekarang dia tinggal di sebuah rumah besar milik anaknya. walaupun begitu, dia akan tetap menjadi seorang tukang sapu yang akan selalu menjaga kebersihan di taman.
Matahari semakin lama semakin tinggi dan hari sudah menjelang siang. "tidak terasa ya, karena terlalu asyik mengobrol hari sudah siang, sepertinya aku harus menuggu anakku datang, dia bilang akan menjemput kami disini, bagaimana denganmu Belo?" tanya tukang sapu. "iya, aku juga mau pulang tapi aku akan menemani anda dan cucu anda sebentar sebelum anak anda datang menjemput." jawab Belo. baiklah, terimakasih Belo, kau memang anak yang baik, kata tukang sapu. tidak berapa lama kemudian, dari kejauhan datanglah sebuah mobil mewah dan berhenti di depan mereka. lalu seorang pria dengan pakaian rapi memakai jas turun dari mobil. lalu cucu tukang sapu itu berteriak girang melihat ayahnya datang. "cepat juga kau datang, apa kau tidak sibuk hari ini?" tanya tukang sapu kepada anaknya. "tidak, hari ini kebetulan tidak ada kesibukan, jadi aku bisa menjemput kalian sebelum matahari tepat di atas" jawab anak tukang sapu itu. kemudian dia datang menghampiri Belo dan menyapanya. "kau Belo kan? sapa anak tukang sapu. i..iya... jawab Belo. "ayahku sudah banyak bercerita tentang dirimu yang ingin mempertahankan tempat bermain itu, aku benar-benar salut akan kepedulianmu" kata anak tukang sapu. "benar, walaupun aku sudah tidak bisa bermain di tempat itu tapi aku sudah senang asal sudah melihatnya saja" jawab Belo. "hmm... aku juga dengar kau tidak suka suka permainan berteknologi ya? tanya anak tukang sapu. "benar menurutku itu sangat rumit dan membuatku bingung" jawab Belo. "hahaha... menurutku kau harus mencoba ini" kata anak tukang sapu sambil mengeluarkan sesuatu dari kantong sakunya. Belo diberikan sebuah pocket game yang berisi permainan yang mengasyikan dan tidak membingungkan. anak tukang sapu itu juga adalah seorang maniak game yang sangat hobi bermain game. dia juga menasehati Belo kalau permainan modern itu akan selalu berkembang seiring waktu berjalan. karena kehidupan kita akan terus bergerak maju menuju zaman modern bukannya mundur kembali ke zaman purba. tapi kita juga harus melestarikan permainan tradisional, agar permainan modern dan tradisional bisa tetap seimbang walaupun zaman sudah semakin canggih. mendengar nasehat dari anak tukang sapu, Belo kemudian menjadi sedikit mengerti dan mulai menyukai permainan berteknologi. setiap hari dia selalu pergi ke tempat bermain. duduk-duduk sambil memainkan game pocketnya dan menikmati kegembiraan anak-anak yang sedang bermain sudah cukup membuat hatinya senang walaupun dia sendiri tidak mungkin lagi untuk ikut bermain dengan anak-anak tk.
* TAMAT *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pliz,.. comment after read...