Jumat, 17 September 2010

Belo Dan Taman Bermain

Belo dan Taman Bermain.jpg
Seorang anak berbadan besar dan tegap sedang berdiri di atas tempat duduk di taman, pandangannya lurus ke depan tepat ke arah tempat permainan anak-anak. tapi, tidak ada satupun anak-anak yang bermain disana. tempat bermain yang sederhana, hanya terdapat dua perosotan dan sebuah kolam pasir yang kecil. kemudian perlahan dia mulai melangkahkan kakinya menuju tempat bermain itu. Belo! tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan. segerombolan pemuda datang menghampirinya. ternyata Belo adalah nama anak itu, tapi sepertinya Belo tidak menyukai kehadiran para pemuda itu. "hei, lagi-lagi kau akan bermain disini kan? tanya seorang pemuda. dasar! "badan sebesar ini masih suka bermain permainan anak tk hah?" sambung salah seorang pemuda lainnya. Lalu dengan santai Belo duduk di tengah kolam pasir dan mulai membuat gunung-gunungan pasir tanpa menghiraukan kata-kata para pemuda itu. hoi! "kau dengar tidak!?", bentak salah seorang pemuda sambil menginjak gunung-gunungan pasir yang dibuat Belo. Belo tidak berkata apa-apa hanya saja, matanya terus menatap pemuda itu dengan tajam sebagai rasa kekesalannya terhadap pemuda itu. kemudian seorang tukang sapu tua yang biasa bekerja di taman itu datang menghampiri mereka. "dasar, kalian sudah tua-tua begini masih berebutan tempat bermain yang kotor seperti ini" kata tukang sapu itu. dasar orang tua! " urus saja pekerjaan rendahanmu itu",jawab salah seorang pemuda. sudahlah, sebaiknya kita pergi saja, mungkin dia hanya ingin mencoba perosotan yang seumur dengannya itu, sambung pemuda lainnya. Hahaha... dengan terbahak-bahak segerombolan pemuda itu pergi meninggalkan Belo dan si tukang sapu tua itu.

Lampu-lampu sudah menyala dengan cahaya putihnya yang sedikit remang-remang telah menyinari beberapa bagian di taman itu. tapi, berbeda di tempat bermain yang hanya diterangi dengan lampu warna kuning yang sedikit meredup. hari sudah mulai gelap. Belo dan tukang sapu tua itu masih berada di tempat bermain yang sedikit gelap itu. Si tukang sapu tua banyak bercerita tentang dirinya sebagai orang yang telah menjadi bagian dari taman itu. Tukang sapu itu juga bercerita mengenai sesuatu yang membuat Belo terkejut yaitu, rencana penggusuran taman bermain yang akan dijadikan game center.

Betapa terkejutnya dia mendengar berita itu karena tempat bermain itu adalah salah satu teman yang selalu membuatnya gembira dari kanak-kanak sampai sekarang. maka dari itu, dia terus meratapi nasib dari taman bermainnya yang semakin sepi dan tidak terawat. "aku tahu kau dulu maupun sekarang masih sering bermain disini, ternyata kau sama denganku", kata tukang sapu itu. maksud anda? jawab Belo. "dulu sewaktu masih anak-anak saya sangat senang waktu pertama kali taman bermain ini dibuat, hingga dewasa saya masih sering berkunjung ke tempat ini menemani anak saya yang juga sering saya ajak bermain disini, kata tukang sapu. hmmm... ternyata begitu, tapi mungkin anda sudah melihat bagaimana kondisi tempat ini sekarang, sangat memprihatinkan bukan? karena itu saya sering berada disini dengan tujuan yang tidak jelas dengan harapan agar tempat ini tidak sepi walau hanya satu orang saja dan saya juga sangat prihatin dengan kondisi anak-anak sekarang yang selalu memainkan game modern yang tidak nyata dan menjadi penyebab tempat bermain ini terlupakan, tutur Belo.

Belo memang sangat membenci permainan modern selain tidak bisa memainkannya dia juga mengeluhkan peraturan dalam game yang sangat rumit. bagaimana tidak? baru pertama dia sudah mencoba game online yang penuh strategi yang sangat sulit dimengerti, bahkan suatu hari dia pernah membanting komputer yang baru dibelikan ibunya. ''haha'' kau membuatku tertawa, tapi aku salut denganmu akan kepedulianmu terhadap tempat ini, asal kau tahu game seperti itu akan terus berkembang pesat seiring berjalannya waktu tapi sekarang permasalahannya bagaimana mempertahankan permainan tradisional yang menggunakan lahan bermain bersamaan dengan merebaknya game-game modern seperti itu. tutur si tukang sapu. tapi untuk saat ini keinginanku hanyalah satu, dulu aku bermain disini kemudian menemani anakku disini, dan sekarang aku ingin menemani cucuku bermain disini, sambung tukang sapu. ya sudah, ajak saja cucu anda kesini," kata Belo. "tapi aku tidak tahu anakku ada di mana dan bekerja dimana sekarang aku tidak tahu, dan cucuku dibawa bersamanya entah dimana sekarang mereka. terakhir kali anakku memohon dukungannya kepadaku agar bisa bekerja di kota besar dan waktu itu cucuku masih bayi dan mungkin sekarang sudah besar dan sudah saatnya untuk aku ajak bermain di tempat ini" jawab tukang sapu. "ya mungkin suatu saat anda pasti akan bertemu dengan mereka jika memang anak anda menyadari kalau tanpa dukungan anda dia tidak akan bisa mencari pekerjaan dikota besar" kata Belo. ya semoga saja... jawab tukang sapu dengan senyum harapan. "baiklah, hari sudah semakin malam dan aku harus segera pulang, bagaimana dengan anda?" tanya Belo. "sama, aku juga harus pulang untuk beristirahat" jawab tukang sapu. "semoga anda bisa segera bertemu dengan anak dan cucu anda" kata Belo sambil beranjak dari tempat duduknya dan bersiap pulang.

Tunggu anak muda !! teriak si tukang sapu. Belo mendengar teriakan tukang sapu dan sedikit mendekat. "besok para petugas akan datang kesini untuk membicarakan penggusuran yang akan mereka kerjakan, dan mungkin aku akan meminta pada mereka agar aku bisa membicarakannya dengan atasan mereka!" kata tukang sapu dengan suara lantang. baiklah semoga berhasil!! sahut Belo dengan suara lantang juga. kemudian Belo pun pergi meninggalkan tukang sapu tua itu dan bergegas menuju kerumah.

Di tengah jalan Belo melirik ke tempat game online dan betapa sedihnya dia melihat anak-anak kecil yang masih ramai ditempat itu meskipun hari sudah terlalu malam untuk mereka berada diluar rumah. sesampainya dirumah diapun mulai mandi lalu makan dan kemudian merebahkan dirinya di tempat tidur. sepanjang perjalanannya menuju ke alam mimpi dia terus memikirkan nasib dari tempat bermain itu sambil mengingat kembali kenang-kenangannya saat bermain dengan teman-temannya di tempat itu. bagaimana jika tempat bermain akan benar-benar digusur? tapi dia hanya pasrah dengan keadaan walaupun si tukang sapu akan mencoba berbicara dengan atasan yang akan menggusur tempat bermain itu, dia tidak begitu yakin dengan usaha tukang sapu itu.

...to be continued

3 komentar:

  1. hiks.. hiks... cerita yang menyentuh... yah... yang namanya bermain... itu milik semua umur... have fun... ^_^

    BalasHapus
  2. mana lanjutan nya aku mau baca

    BalasHapus
    Balasan
    1. cari di label cerpen bro, di sana ada part 2 nya
      thanks ya udah baca

      Hapus

pliz,.. comment after read...